ACARA KEGIATAN

AMALIYAH TADRIS

Indramayu – Selasa, 08 Maret 2022, telah dilaksanakan praktek mengajar perdana untuk santri kelas 6 Pondok Pesantren Darussalam Al-Qur’ani. santri yang mendapatkan kesempatan perdana untuk praktek pada hari Selasa (08/03) adalah Nuraziza Amida Wijaya Putri mengajar di kelas 3 Putri dan Niko Rian Nugroho di kelas 2 Putra, dengan mata pelajaran Muthala’ah yang diajarkannya.

Amaliyah Tadris merupakan salah satu program bagi santri kelas 6 Pondok Pesantren Darussalam Al-Qur’ani, yaitu praktek mengajar terbimbing dan dievaluasi oleh santri kelas 6 lainnya. Dan dibimbing langsung oleh guru-guru yang ahli dalam bidangnya. Amaliyah Tadris mirip dengan mikro teaching yang dilakukan oleh mahasiswa di kampus-kampus pada umumnya.

Menjadi guru yang ideal adalah salah satu tujuan Pondok Pesantren Darussalam Al-Qur’ani dalam melahirkan generasinya.  Karena dengan guru yang ideal, akan lahir generasi yang ideal pula. Ideal dalam bertindak, berpikir, dan bergerak.

Sebelum maju untuk praktek, santri kelas 6 sudah dibekali tentang metode mengajar (thariqah), materi yang akan disampaikan (maadah), bahasa yang akan digunakan (lughah), kepribadian guru ketika mengajar (ahwal mudarris), agar menjadi mudarris yang profesional. Selain itu, cara mengkritik (darsun an-naqd) juga disampaikan saat pembekalan agar santri belajar mengkritik dan mengevaluasi santri lainnya dengan baik.

Praktek mengajar ini akan dilaksanakan selama 3 hari sejak selasa (08/03) sampai dengan kamis (11/03). Sebelum santri kelas 6 atau guru praktikan maju untuk praktek, masing-masing santri diharuskan membuat I’dad (RPP) dengan menggunakan ketik komputer, serta dikoreksi dan disahkan oleh guru pembimbing.

Setelah praktek mengajar ada kegaitan Darsun an-Naqd atau kegiatan Mengkritik Proses Belajar dan Mengajar, kegiatan inilah yang tidak kalah menarik dan menantang selain menjadi guru praktikan. Karena kritikan yang ditulis oleh teman kelompoknya, akan dibahas dalam forum bersama guru pembimbing dan teman-teman kelompoknya, selain itu yang mengkritik juga harus memberi islah/pembetulan dari yang salah tersebut.

Dengan demikian kegiatan amaliyah tadris di pesantren ini menjadi sangat penting, dengan begitu pesantren ikut berkontribusi mencetak dan melahirkan guru yang ideal di masa yang akan datang.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *