TANTANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI PONDOK PESANTREN
Tajudin Arifin - Kamis, 29 April 2021

Tantangan Pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren – Bahasa merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren. Penguasaan bahasa asing merupakan suatu keharusan bagi santri yang kelak menjadi “senjata” bagi mereka dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan setelah mereka dinyatakan lulus menempuh pendidikan di Pondok Pesantren. Apakah pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren akan berjalan mulus dan mudah? Mari kita mencoba untuk membahasnya.
Sudah menjadi “menu” bersama bahwa di setiap proses pembelajaran pasti akan ada potensi dan tantangan yang timbul di dalamnya, begitupun dengan proses pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren. Pada tulisan ini akan lebih condong mengupas berbagai aspek apa saja tantangan pembelajaran Bahasa Inggris yang ada di Pondok Pesantren.
Tantangan bagi Guru Bahasa Inggris
Pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren merupakan sebuah tantangan tersendiri untuk guru Bahasa Inggris. Hal ini karena banyaknya tantangan yang dihadapi oleh para guru dalam menerapkan pembelajaran karakteristik abad 21 sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum 2013. Ini merupakan sebuah kurikulum dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator dan siswa dengan leluasa dapat memanfaatkan segala sumber belajar yang ada sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Penugasan pun dibuat lebih kreatif dan inovatif menggunakan media-media modern yang dikenal oleh kalangan millenial, seperti video, blog, internet, dan lainnya. Media-media inilah yang kurang dapat disentuh oleh para santriwan dan santriwati yang menempuh pembelajaran di sebuah pondok pesantren.
Bahasa asing lain yang lebih dominan
Tantangan lain adalah kurangnya ruang dan waktu bagi Bahasa Inggris karena kalah dengan Bahasa Arab yang merupakan sebuah bahasa asing yang wajib untuk dikuasai oleh para santri. Santri mendapatkan “porsi” Bahasa Arab dengan sangat mudah karena bahasa asing inilah yang menjadi fokus utama mereka. Hampir semua kegiatan di Pondok Pesantren menggunakan Bahasa Arab. Santri lebih familiar dengan cara membaca huruf hijaiyah daripada bahasa asing lain. Pelafalan Bahasa Arab yang lebih mudah di lidah para santri juga membuat mereka lebih nyaman dan lebih “aman” ketika belajar Bahasa Arab dalam kelas. Lain halnya dengan Bahasa Inggris. Santri hanya menggunakan Bahasa Inggris dalam beberapa kesempatan yaitu pembelajaran dalam kelas dan daily conversation.
Motivasi dan kesungguhan Santri
Sekilas daily conversation merupakan hal yang kesempatan emas bagi para santri untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari didalam kelas. Meskipun hal ini ada benarnya, terutama ketika materi yang diajarkan adalah expressions, ada dua keahlian dalam Bahasa Inggris yang sulit dikuasai dengan baik oleh para santri apabila santri tidak belajar secara sungguh-sungguh dan memang tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Keahlian tersebut adalah vocabulary (kosa kata) dan pronunciation (pelafalan). Untuk menguasai kosa kata, dibutuhkan ketelatenan dan kemauan untuk membaca sebuah teks Bahasa Inggris secara teratur, tidak hanya dalam kelas saja. Hal ini tentu sangat sulit bagi para santri yang memiliki keterbatasan dalam sumber belajar lain selain perpustakaan dan materi dari guru.
Pronunciation santri
Dalam hal pelafalan, kesulitan yang dialami siswa adalah ketidakmampuan untuk melafalkan kosa kata dengan tepat. Hal ini karena tidak adanya korektor atau orang yang mengoreksi pelafalan Bahasa Inggris santri dalam daily conversation. Selama para santri mampu menggunakan kosa kata tersebut dan mau mempraktikkan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, maka pelafalan menjadi hal yang tidak begitu penting. Akibatnya penggunaan bahasa yang salah menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya akan sulit untuk dirubah. Selama tidak ada orang yang aktif mengkoreksi dan menggunakan Bahasa Inggris yang benar, maka para santri tidak merasa ada yang salah dengan penggunaan bahasa mereka.
Dua hal penting bagi Santri
Bagi santri yang tidak mendapat kebebasan seperti murid-murid di sekolah lain ada dua hal penting yang dapat membantu siswa memecahkan masalah yaitu dedikasi guru dan kesadaran santri untuk belajar. Dengan banyaknya pendekatan dan model pembelajaran yang ada, guru dapat mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin apa yang akan diberikan kepada para murid di dalam kelas. Pembelajaran yang menyenangkan dan berbobot tentunya juga harus diikuti dengan peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Bebaskan para siswa untuk mengeksplore materi yang ada namun tetap berikan koreksi dalam penggunaan bahasa siswa, terutama grammar dan pronunciation. Koreksi dari guru yang dilakukan berulang-ulang pasti akan memberikan dampak walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama, namun sedikit perubahan lebih baik daripada tidak ada sama sekali.
Untuk melakukan semua hal itu, seperti yang telah tertulis diatas, membutuhkan sebuah dedikasi yang tinggi dari seorang guru dan kemauan siswa untuk belajar karena mempelajari sebuah bahasa membutuhkan kemauan, ketelatenan dan kedisiplinan.